Alat pencari arti

Minggu, 11 Agustus 2013

IBUKU SAHABAT KECILKU

Ibuku sahabat kecilku adalah suatu judul yang pas gue nobatkan untuk postingan gue kali ini postingan gue kali ini nyata dan real terjadi pada diri gue sendiri.


Kita hidup didunia ini tidak lepas dari pada perhatian dan kasih sayang dari orangtua terutama “IBU” kita harus bersyukur karna telah ada yang mengandung kita selama 9 bulan lamanya. Banyak wanita jalang diluar sana ingin menggugurkan anak yang ada di dalam kandungan tentunya itu hasil dari hubungan gelap seseorang suami istri yang belum mengantongi kata-kata “halal” dari penghulu setempat. Untuk itu kita bersyukur terlahir dari rahim yang baik dan tentunya halal jasmani dan rohani.

Kita hidup di dunia yang fana1  ini tentunya tidak terlepas dari segala ocehan dari orang tua kita, terutama ibu dia adalah salah satu mahluk di muka bumi yang selalu mengeluarkan kata-kata yang membuat kita bosan akan kata tersebut.NASIHAT. yap! Nasihat, peringata, dan teman-teman nya. Seorang ibu bukan dikatakan sebagai ibu yang sejati jika dia belum mengeluarkan secercik kata-kata dari bibirnya. Mungkin itu adalah kodrat sebagai ibu yang selalu mengingatkan anaknya demi kebaikan anaknya.

Ibu itu, gue ibaratkan sebagai rambu-rambu yang selalu menghiasi kepala gue dan tentunya rambu-rambu tersebut berguna bagi kehidupan gue sebagai anak halal dari hubungan orangtua gue, mulai dari kecil sampai gue menulis postingan gue saat ini gue selalu mendapat rambu-rambu dari sang ibu. contohnya seperti ini:

Ibu: “iki makan dulu jangan depan laptop trus”.

Gue: “iya ntaran duluu masih nulis”.

Ibu: “fikri… kamu belum makan dari tadi pagi”.

Gue: “iya bentar lagi”.

Ibu: ABDUL FIKRI!!! MAKAN DULU! NTAR KALO SAKIT KELUARIN BANYAK UANG ITU NGEREPOTIN ORANG TUA!!!!! MAKAN!.

Gue: loncat dari kursi dan sesegera mungkin mengambil piring dan nasi.
Dari kejadian tersebut kita bisa menarik benang merah yang sangat tebal dan terang bagaimana seorang ibu memerhatikan anaknya begitu ketat disamping itu agak kejamsih buat psikologis gue, bahwa jika gue gak makan hari itu mungkin gue akan GOAL secara gue punya penyakit yang namanya Anemia2, Malaria, dan Tipes ke 3 penyakit itu tidak memungkinkan gue untuk tidak makan dari pagi hingga siang mungkin jika gue gk makan hari itu mungkin gue bakal GOAL.

Setelah gue mengumpulkan semua riset dari seluruh University dari seluruh mancan negara tentang ibu, gue menyimpulkan bahwa ibu itu adalah sosok wanita yang salah jika nggak diturutin dan salah pula jika diturutin. Contohnya seperti ini, hari itu gue sama ibu ke supermarket biasalah belanja bulanan dan itu hari pertama gue buat nemenin ibu belanja biasanya sih kakak gue yang nomor dua yang nemenin berhubung dia ada halanagan terpaksa dengan berat hati menemani ibu gue dan begini kisahnya:

Gue: “buk ini trolli nya dimasukin ke dalem gang apa nggak?”

Ibu: “iya masukin aja, supaya ibu gk jauh ntar naruh barang nya”

Gue: geret trolli blanjaan ke dalem gang di supermarket. (ctt:yang gk ngerti maksud gang di supermarket disini berarti gk pernah ke swalayan ataupun mini market. KUDET)

Ibu: “aduuuhh.. knapa trollinya dimasukin sih? Kan jadi sempit orang-orang jadi gk bisa lewat percuma ibu sekolahin kamu”

Gue: “lah? Bukan nya ibu yang nyu…” pembicaraan gue dipatahkan denga ketus

Ibu: “udah bawa keluar!”

See? Serba salah bukan. Mungkin sifat ini yang harus gue ngertiin dari ibu gue dan gue harus sabar menghadapinya mungkin suatu saat gue akan memiliki sifat yang sama seperti ibu gue dan mungkin suatu saat gue bakal diperlakukan sama oleh anak gue seperti gue memperlakukan ibu gue.
Kita telah dikandung oleh ibu selama 9 bulan jauh di dalam keramaian hirup pikuk kehidupan yaitu dikandungan sang ibu tercinta. Kita telah di besarkan olehnya dan tidak ada kata pamrih terbesit sedikitpun  di hatinya atas upaya telah membesarkan kita. Dari tengkurap, duduk, jalan dan lari itu sebagian besar diajarkan oleh ibu, siapalagi kalo bukan ibu yang selalu ada disisi kita pada saat kita terjatuh lalu dibangunkan lagi, siapalagi yang ada pada saat kita menangis dan memeluk kita jika bukan ibu. siapalagi yang mendengarkan ocehan sampah kita kecuali ibu, dan siapalagi yang mendengarkan cengengesan ketawa kita pada setiap waktunya jika bukan ibu.

Jika ada seseorang yang menanyakan “sahabat mu siapa?” actually kita akan menjawab si “A” si “B” atau mungkin si “D” dan kita tidak pernah menjawab dengan perkataan “YES! My bestfriend is my MOM!” karna apa karna ibu adalah sahabat kecil yang selalu ada buat diri kita yang telah kita lupakan dengan beriringnya waktu.


Di Twitter sering banget gue dapetin tweet seperti ini “sahabat itu ada pada saat kita membutuhkan dan nggak akan ninggalin kita” dan tweet ini juga sering muncul dari Time Line gue “munafik nggaksih kalo kamu punya sahabat dan kamu nggak dianggap?” bagaimana dengan ibu? dia pernah ninggalin kita gk? semua tweet-tweet itu menyadarkan akan sahabat kecil gue yang bernama ibu. SO, IF SOMEONE ASK YOU “WHO YOUR BEST FRIEND?” WHAT ARE YOU SAYING DUDE?!.

0 komentar:

Posting Komentar