IBUKU
SAHABAT KECILKU
Ibuku sahabat kecilku adalah
suatu judul yang pas gue nobatkan untuk postingan gue kali ini postingan gue
kali ini nyata dan real terjadi pada
diri gue sendiri.
Kita hidup didunia ini tidak
lepas dari pada perhatian dan kasih sayang dari orangtua terutama “IBU” kita
harus bersyukur karna telah ada yang mengandung kita selama 9 bulan lamanya. Banyak wanita jalang
diluar sana ingin menggugurkan anak yang ada di dalam kandungan tentunya itu
hasil dari hubungan gelap seseorang suami istri yang belum mengantongi
kata-kata “halal” dari penghulu
setempat. Untuk itu kita bersyukur terlahir dari rahim yang baik dan tentunya
halal jasmani dan rohani.
Kita hidup di dunia yang fana1 ini tentunya tidak terlepas dari segala
ocehan dari orang tua kita, terutama ibu dia adalah salah satu mahluk di muka
bumi yang selalu mengeluarkan kata-kata yang membuat kita bosan akan kata
tersebut.NASIHAT. yap! Nasihat, peringata, dan teman-teman nya. Seorang ibu
bukan dikatakan sebagai ibu yang sejati jika dia belum mengeluarkan secercik
kata-kata dari bibirnya. Mungkin itu adalah kodrat sebagai ibu yang selalu
mengingatkan anaknya demi kebaikan anaknya.
Ibu itu, gue ibaratkan sebagai
rambu-rambu yang selalu menghiasi kepala gue dan tentunya rambu-rambu tersebut berguna
bagi kehidupan gue sebagai anak halal dari hubungan orangtua gue, mulai dari
kecil sampai gue menulis postingan gue saat ini gue selalu mendapat rambu-rambu
dari sang ibu. contohnya seperti ini:
Ibu: “iki makan dulu jangan depan laptop
trus”.
Gue: “iya ntaran duluu masih nulis”.
Ibu: “fikri… kamu belum makan dari tadi
pagi”.
Gue: “iya bentar lagi”.
Ibu:
ABDUL FIKRI!!! MAKAN DULU! NTAR KALO SAKIT KELUARIN BANYAK UANG ITU NGEREPOTIN
ORANG TUA!!!!! MAKAN!.
Gue:
loncat dari kursi dan sesegera mungkin mengambil piring dan nasi.
Dari kejadian tersebut kita bisa menarik
benang merah yang sangat tebal dan terang bagaimana seorang ibu memerhatikan
anaknya begitu ketat disamping itu agak kejamsih buat psikologis gue, bahwa
jika gue gak makan hari itu mungkin gue akan GOAL secara gue punya penyakit
yang namanya Anemia2,
Malaria, dan Tipes ke 3 penyakit itu tidak memungkinkan gue untuk tidak makan
dari pagi hingga siang mungkin jika gue gk makan hari itu mungkin gue bakal
GOAL.
Setelah gue mengumpulkan semua riset dari
seluruh University dari seluruh mancan negara tentang ibu, gue menyimpulkan
bahwa ibu itu adalah sosok wanita yang salah
jika nggak diturutin dan salah pula jika diturutin. Contohnya seperti ini,
hari itu gue sama ibu ke supermarket biasalah belanja bulanan dan itu hari
pertama gue buat nemenin ibu belanja biasanya sih kakak gue yang nomor dua yang
nemenin berhubung dia ada halanagan terpaksa dengan berat hati menemani ibu gue
dan begini kisahnya:
Gue: “buk ini trolli nya dimasukin ke
dalem gang apa nggak?”
Ibu: “iya masukin aja, supaya ibu gk jauh
ntar naruh barang nya”
Gue:
geret trolli blanjaan ke dalem gang di supermarket. (ctt:yang gk ngerti maksud gang di supermarket disini berarti gk pernah
ke swalayan ataupun mini market. KUDET)
Ibu:
“aduuuhh.. knapa trollinya dimasukin sih? Kan jadi sempit orang-orang jadi gk
bisa lewat percuma ibu sekolahin kamu”
Gue: “lah? Bukan nya ibu yang nyu…”
pembicaraan gue dipatahkan denga ketus
Ibu: “udah bawa keluar!”
See? Serba salah bukan. Mungkin sifat ini
yang harus gue ngertiin dari ibu gue dan gue harus sabar menghadapinya mungkin
suatu saat gue akan memiliki sifat yang sama seperti ibu gue dan mungkin suatu
saat gue bakal diperlakukan sama oleh anak gue seperti gue memperlakukan ibu
gue.
Kita telah dikandung oleh ibu selama 9 bulan jauh di dalam keramaian hirup
pikuk kehidupan yaitu dikandungan sang ibu tercinta. Kita telah di besarkan
olehnya dan tidak ada kata pamrih terbesit sedikitpun di hatinya atas upaya telah membesarkan kita.
Dari tengkurap, duduk, jalan dan lari itu sebagian besar diajarkan oleh ibu, siapalagi
kalo bukan ibu yang selalu ada disisi kita pada saat kita terjatuh lalu
dibangunkan lagi, siapalagi yang ada pada saat kita menangis dan memeluk kita
jika bukan ibu. siapalagi yang mendengarkan ocehan sampah kita kecuali ibu, dan
siapalagi yang mendengarkan cengengesan ketawa kita pada setiap waktunya jika
bukan ibu.
Jika ada seseorang yang menanyakan
“sahabat mu siapa?” actually kita akan menjawab si “A” si “B” atau mungkin si
“D” dan kita tidak pernah menjawab dengan perkataan “YES! My bestfriend is my MOM!” karna apa karna ibu adalah sahabat
kecil yang selalu ada buat diri kita yang telah kita lupakan dengan beriringnya
waktu.
Di Twitter sering banget gue dapetin
tweet seperti ini “sahabat itu ada pada saat kita membutuhkan dan nggak akan ninggalin
kita” dan tweet ini juga sering muncul dari Time Line gue “munafik
nggaksih kalo kamu punya sahabat dan kamu nggak dianggap?” bagaimana
dengan ibu? dia pernah ninggalin kita gk? semua tweet-tweet itu menyadarkan
akan sahabat kecil gue yang bernama ibu. SO,
IF SOMEONE ASK YOU “WHO YOUR BEST FRIEND?” WHAT ARE YOU SAYING DUDE?!.
0 komentar:
Posting Komentar